Terasa hampa rasanya seorang pengarang puisi ini sepertinya, kini puisi yang dimaksudkan adalah sebagai pandangan kepada generasi mudah Papua khususnya generasi Walak.

Puisi ini juga dilihat dari latar belakang  Orang Asli Papua (OAP) yang kian hari kian habis dimakan oleh waktu dari ditangan manusia tak bertanggungjawab.
Deliyanti Kilungga dari kiri tengah kedua bersama-teman - Gadis Walak

Itulah maksudnya supaya generasi Walak tidak kawin campur agar tetap menjaga ras dan budaya OAP.

 “Dari Pulau ke Pulau, dari Gunung ke Gunung, dari Laut ke Laut, Ku melintasi Laut Nusantara, Ku berlabu dimana-mana, Ku melihat dan bertemu dengan gadis-gadis berwajah putih, rambut lurus, berbedah bahasa, bedah suku, bedah adat istiadat adalah RACUN BAGIKU-KU, sebab perbedaan tersebut menghilangkan Ras-Ku, Bahasa-Ku,, Budaya-Ku dan Adat isti Adat-Ku, sehinngga kapanpun dimanapun Ku tetap memilih gadis Walak sebab gadis Walak adalah penerus Keturunan-Ku. Suku Walak yang akan datang”.

I LOVE GADIS WALAK.

Oleh: Leo Chilungganak Unipa Manokwari.