Apakah anda ingat nasihat Orangtua saat anda berangkat merantau ??? Bagi saya, saya masih ingat pada 20 Juni yang lalu ketika saya harus pergi meninggalkan kampung halaman, tanah dimana saya lahir dan dibesarkan, meninggalkan orangtua dan meninggalkan banyak orang yang saya kasihi dan mengasihi saya, untuk jangka waktu yang lama.untuk meraih cita-cita di tanah pengharapan, meraih kehidupan yang lebih baik di negeri nun jauh di sana. Ketika itu keluarga bersama, ibu memotong ayam dan memasaknya menjadi hidangan khusus untuk jamuan makan keberangkatan saya. Kami menikmati makanan itu bersama-sama, sebelum makan seperti biasanya ibu akan mengawali setiap ritual makan bersama kami dengan memanjatkan doa. Doa yang sederhana. Tapi sekarang aku sadar bahwa doa-doa itu adalah salah satu doa terbaik di dunia ini, karena doa itu benar-benar tulus dan tidak bertele-tele. Doa kali ini sedikit berbeda dari doa-doa biasanya, karena di dalam doa itu ibu juga meminta agar TUHAN menemani dan menjaga saya di perjalanan sampai di tempat yang akan saya tuju.
Via: ElegePHOTOgrapy
Selesai makan, kami masih tetap berkumpul di tempat di mana kami makan, yaitu ruang tengah rumah kami yang hanya di gelari tikar plastik. Ibu memberikan pesan kepada saya agar nanti sesampainya di tempat yang saya tuju, saya harus tetap menjadi orang baik, jangan sampai lupa berdoa dan ke gereja, selalu menghormati dan turut kepada abang dan kakak-kakak saya, jangan malas, harus rajin dan bekerja keras dan lain-lain. Satu lagi pesan ibu dari dulu setiap kali saya akan bepergian adalah hati-hati menjaga uang dan jangan sampai hilang, jangan sampai dicuri orang. Dulu saya pikir ibu terlalu hati-hati masalah uang, tetapi sekarang saya sadar bahwa kehati-hatian ibu saya cukup beralasan Ibu selalu memberikan banyak nasihat kepada kami anak-anaknya, di malam hari setiap kali kami berkumpul makan bersama, setiap kali kami di kebun  atau di ladang, bahkan disetiap kesempatan dan terlebih setiap kali kami anak-anaknya akan berangkat merantau.

Sesaat sebelum saya berangkat, kami sekeluarga menyempatkan diri kembali menyatukan kedua tangan, menundukkan kepala dan ibu memanjatkan doa permohonan khusus untuk keberangkatan saya. Ibupun turut mengantar saya hingga ke stasiun terminal kapal terbang dan disanalah kami berpisah. Ibu memeluk saya dan berpesan agar saya menjaga diri dan beberapa pesan dari keluarga yaitu:
  1. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dia makan.
  2. Sebelum anda mengeluh karna tidak punya apa – apa, pikirkan tentang seseorang yang harus meminta- di jalanan.
  3. Sebelum kamu mengeluh kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat terburuk di dalam hidupnya.
  4. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
  5. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhya kamu telah menyetir, pikirkan tentang sesorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
  6. Dan di saat kamu telaah dan mengeluh tentang pekerjaanya, pikirkanlah tentang orang-orang yang pengangguran, orang-orang cacat, orang-orang yang tidak mampu dan berharap mereka mempunyai pekrjaan sepertimu.
  7. Sebelum kamu menunjukan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.
  8. Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Tuhan bahwa sampai detik ini kamu masih diberi kehidupan.
Satu tahun sudah waktu berlalu, nasihat itu masih tetap saya jaga di dalam hati saya. Demikianlah nasehat telah menyirami hidup saya hingga saya bisa menjadi apa saya sekarang ini (walaupun saya belum menjadi apa-apa dalam ukuran saya). Nasehat menjaga saya dari bahaya, memotivasi dan menyemangati saya, menghibur dikala sedih, mengingatkan disaat keliru, membangkitkan saya dikala jatuh, memberi solusi disaat masalah datang.terimakasih mama ku sayang. (Wandikbo BL)